Salam Pramuka,
Pramuka Indonesia lahir jauh setelah Lord Baden Powell pertama kalinya membentuk Kepanduan. Namun jejak langkah Baden Powell-lah yang menjadi api semangat bagi terbentuknya Gerakan Kepanduan di Indonesia. Bahkan hingga saat ini, di mana perkembangan Gerakan Pramuka telah mencapai titik kemajuan yang luar biasa, nafas Baden Powell masih terus terasa. Tentu saja, karena hal itu tak bisa dilepaskan dari posisi Baden Powell sebagai Bapak Kepanduan Dunia, yang sudah pasti akan menjadi idola atau panutan seluruh anggota Pramuka sedunia. Selain hal itu, ada point lain lagi yang menyebabkan para anggota Pramuka sedunia — termasuk Indonesia — begitu lekat dengan Baden Powell, yaitu masih terasa sangat aktualitasnya ajaran-ajaran Lord Baden Powell hingga saat ini. Ajaran-ajaran yang tak lekang digerus oleh perkembangan zaman. Ajaran yang terus bisa teguh dan kontekstual.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Komjen Pol. (Purn) Drs. Budi Waseso dalam sambutan pada Peringatan Hari Baden Powell juga mengingatkan kembali salah satu kebijakan sikap yang diajarkan oleh Baden Powell, yaitu bahwa semua umat manusia membutuhkan dunia yang damai, di mana setiap warga dunia menghormati satu sama lain. Semua itu dapat terwujud apabila sejak usia dini, anak-anak dibekali dengan pendidikan karakter yang baik.
Apa yang dikatakan oleh Ka Kwanas di atas pada prinsipnya menjadi acuan terpenting dari bagaimana semua anggota Gerakan Pramuka menyikapi setiap gejala perkembangan yang ada, entah perkembangan sosial, ekonomi mau pun politik. Terlebih di saat bangsa ini tengah memasuki tahun politik, berdasar pada akan diselenggarakannya pemilihan umum di Februari 2024. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di dalam sambutannya juga menyingguh masalah keterlibatan anggota Pramuka di dalam pemilu. Tentu saja dengan rambu-rambu pending, seperti larangan menggunakan seragam Pramuka di dalam kaitan dengan aktivitas politik praktis. Intinya, seragam Pramuka tidak boleh memasuki wilayah partisan, harus tetap berada di posisi yang neutral. Lalu bagaimanakah anggota Pramuka bisa menjadi bagian dari pesta demokrasi?
Karakter yang baik, yang dimulai sejak dini, pada akhirnya amat menentukan ucapan dan langkah setiap orang. Di tahun politik, semua orang bergerak dengan gaya dan cara masing-masing. Ada yang baik, namun ada juga yang dengan tenangnya melanggar norma dan etika yang ada. Pada situasi inilah setiap anggota Pramuka selayaknya hadir untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga karakter yang baik di dalam momen apa pun, termasuk pemilu. Sebagaimana halnya Pramuka berada di dalam wilayah penanggulangan bencana, covid-19, kebakaran hutan, bahkan berada di tengah jalan mengatur lalu lintas, maka adalah wajar juga jika Pramuka berada di dalam riuh-rendahnya pemilu. Bukan sebagai sosok yang partisan, namun hadir sebagai pribadi-pribadi yang mampu membantu masyarakat mendapatkan pendidikan politik yang baik.
Gerakan Pramuka memiliki tanggung jawab besar atas keberlangsungan bangsa dan negara ini. Gerakan Pramuka tidak boleh ketinggalan kereta atas segala peristiwa kebangsaan yang terjadi, apa pun jenisnya. Gerakan Pramuka harus bisa memberikan contoh yang baik bagi semua yang terlibat di dalam pemilu, dalam konteks dipilih dan memilih.
Sumber: WartaKwarnas